Sering kita mendengar perumpamaantentang biji sesawi (Matius 13:31-32), bahkan kita dengan fasih menghafalkanayatnya, “Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi sajakamu dapat berkata kepada gunung ini… maka gunung ini akan pindah, dan takkanada yang mustahil bagimu.”(Matius 17:20). Wow… Andaikan saja itu bisa terjadipada kita. Malahan justru banyak dari kita yang mulai terjebak dengan sikapkita yang mengiman-imani untuk memindahkan gunung. Dan jika kita memiliki iman yangsempurna seperti yang Paulus kemukakan kepada jemaat di Korintus, jangan-jangankita akan menjadi ragu, dan mulai timbul sebuah pertanyaan “akan aku kemanakangunung ini nantinya?”
Ketuhuilah bahwa tidak adasesuatu yang mustahil bagi Allah (Lukas 1:37). Tapi kita jangan salah menangkapapa yang Tuhan maksud tentang perumpamaan ini. Sering kali kita mengambil ayatdan menyimpulkannya dengan hikmat kita. Bukankah Alkitab dengan jelas berkata,“Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolakpengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkaumelupakan pengajaran Allahmu…” (Hosea 4:6). Kita sering kali melupakankeberadaan Roh Kudus sebagai guru besar kita yang membuat kita mengerti danmemampukan kita menjadi anak-anak Allah. Mari kita pelajari dengan lebihsungguh apa yang mau Roh Kudus singkapkan kepada kita, tentang iman dalamperumpamaan ini dalam kehidupan kita.
Iman yang dimaksudkan dalamperumpamaan tentang biji sesawi ini berbicara tentang kita akan iman kitakepada Allah, melalui pribadinya dalam Yesus Kristus. Mari kita perhatikandalam kontek iman biji sesawi yang lain: “Ia berkata kepada mereka: “Karenakamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamumempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini:Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan adayang mustahil bagimu.” (Matius 17:20)
Konteks dari iman yang Tuhanmaksudkan adalah iman yang mampu mengalahkan kuasa kegelapan, dan bukan imanmemindahkan gunung yang sebenarnya. Walaupun tidak ada yang mustahil bagiAllah. Tapi mari kita belajar tentang teladan yang Yesus berikan kepada kita.Waktu malam sebelum Yesus diserahkan: “…Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin,biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki,melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39). Ketahuilah bahwatidak semua doa yang kita minta kepada Allah akan diberikan kepada kita. Hanyayang sesuai dengan kehendak Tuhan saja itu akan terjadi.
Untuk itulah Yesus datang kedunia ini yaitu untuk mengalahkan dunia(Yohanes 16:33). Inilah yang Tuhan mau dari Firman perumpamaan tentang bijisesawi, bahwa kita harus memiliki iman pecaya kepada Yesus. Mungkin kitabertanya bagaimana kita bisa memiliki iman seperti yang Tuhan mau. Jangansesat! Iman tidak begitu saja muncul. Yang pertama yang harus kita lakukanadalah percaya kepada Yesus Kristussebagai Tuhan dan Juruselamat. Saat itulah benih iman itu muncul. Ketahuilahbahwa keselamatan yang kita terima itu bukan hasil kerja keras kita, bukanusaha kita, bukan kesalehan, bukan karena kita kaya, bukan karena kita cantikatau pun ganteng, melainkan karena kasih karunia Allah semata.
Benih iman itu berasal dari Allah,kitalah yang bertanggung jawab untuk menumbuhkan atau pun tidak. Tuhan telahmemberikan kehendak bebas untuk iman kita. Mungkin ada yang bertanya bagaimanaagar iman kita dapat bertumbuh? Roma 10:17 berbunyi: “Jadi, iman timbul daripendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Jelas sekarang bahwa imanadalah sesuatu yang harus kita usahakan.
Terkadang orang berkata, “ayoberdoa… minta Tuhan memberikan iman kepadamu” atau jika seseorangmenginginkan sesuatu maka temannya berkata, “ayo… berdoa saja”. Oh… tunggujangan salah bukan begitu. Orang dapat berdoa itu pun karena iman danmembutuhkan iman. Mari kita perhatikan firman ini: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah…”(Ibrani 11:6). Mari kita perhatikan apa yang Yesus katakan: “Pada hari terakhirbanyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat deminama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat deminnama-Mu juga?” Matius 7:22. Perhatikan yang Yesus katakan kepada mereka, “Padawaktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidakpernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”(Matius 7: 23).
Kalau begitu bagaimana mereka dapat bernubuat, mengadakan mujizat, dan mengusir setan? Tunggu dulu! Itu semuaadalah karunia. Dan setiap orang yang pernah mengecap kebaikan dan kasih Tuhanpada awalnya pun masih dapat melakukan hal itu.
Sedikit kesaksian, pada tanggal 25 Febuari kemarin saat malam hari saya sedang memarkir motor didepan kosseorang teman. Saya benar tidak tahu bahwa orang rumah yang ada di kos temansaya ingin mengeluarkan mobil. Tiba-tiba dengan sengaja atau tidak diamenabrakkan mobilnya ke motor saya, kemudian marah sekali. Dan mengeluarkanmakian yang tak pantas diucapkan oleh seorang anak Tuhan. Why did you know? Ya sebab di belakang mobilnya terdapat logo dari salah satu gereja… Dalam hatisaya berkata lho inikan jemaat dari gereja ini. Dengan dorongan dan kekuatan Roh Kudus saya meminta maaf dengan sangat… tetapi makian… olokan danmungkin sebagian penghuni kebon binatang ikut disebut olehnya… berulang-ulangsaya meminta maaf dan meminta maafkan si tuan rumah yang hal ini sering terjadidi rumah kos tersebut. Yang saya tekankan disini bukan masalah dia dari gerejamana? Atau saya telah melakukan yang terbaik… oh bukan. Tapi saya menujukkanbahwa lihatlah dari buahnya… Pohonnya memang baik tetapi bagaimana denganbuahnya. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik dan pohon yang tidakbaik menghasilkan buah yang tidak baik.
bersambung…